Dropship Atau Dropshipping adalah Sebuah sistem penjualan barang dimana seorang penjual/Dropshipper tidak melakukan penyetokkan barang digudang atau tidak memiliki produk tersedia, pesanan yang diterima oleh penjual/Dropshipper langsung ditransfer ke supplier atau grosiran , dan supplier atau grosir besar akan langsung mengirimkan barang ke alamat yang dituju oleh penjual Dropshiiper dengan nama penjual/Dropshipper. dan saya yakin pasti anda pernah mendengar istilah tersebut. Dewasa ini Sistem Dropshipping menjadi trends dalam dunia perdagangan Online, dimana banyak pelaku perdagangan Online menggunakan Sitem ini. Lalu apa sich Sistem Dropshipping itu…???
Jadi secara garis besar Sistem Dropshipping sama saja dengan menjual barang milik supplier, sehingga penjual/Dropshipper tidak perlu mengeluarkan modal yang terlalu besar untuk berbisnis. Sistem Dropshipping ini sangat cocok untuk anda yang ingin memulai menjalankan Bisnis perdagangan Online dengan modal yang relatif kecil. Sisitem ini mempunyai banyak sekali keuntungannya, tetapi perlu anda ketahui juga resiko yang harus anda tanggung dengan menggunakan Sistem Dropshipping ini. Berikut keuntungan dan resiko menjadi Dropshipper.
1. Kita Tidak perlu modal besar untuk memulai usaha. Tinggal buat catalog dan dipasarkan, kemudian tunggu order datang, Tanpa perlu modal untuk Penyediaan barang.
2. Menghemat ONGKIR (ongkos kirim) Dengan Dropship, barang dapat langsung dikirim ke tempat konsumen dari produsen tanpa harus “mampir” ke pengecer terlebih dahulu. Dengan sisten “by pass”
3. Bebas resiko barang tidak laku. Kenapa?? Gimana mau ada resiko barang tidak laku, kalau barang yang dijual itu bukan miliknya.
4. Tidak perlu direpotkan dengan tempat penyimpanan barang, karena barang seluruhnya masih ada di produsen. Penyimpanan barang tentu untuk kapasitas kecil tidak jadimasalah namun untuk partai besar tentu harus ADA gudang khusus. Dan perlu alokasi dana.
► Resiko menjadi Dropshipper:
1. Dropshipper tidak bisa memastikan kualitas barang (meliputi fungsi, tanggal expired, garansi, cacad atau tidak, dimensi, dll). Gimana mau memastikan kualitas barang, kalau melihat barang yang akan dikirim saja tidak. Masalah lebih rumit, kalau si produsen ternyta tidak terperaya, atau mengelurkan stok lamanya dengan kulitas yang jelek. Tentu konsumen yang menjadi kornanya.
2. Dropshipper tidak bisa memastikan dengan jelas berapa stok barang yang tersedia. Hal ini akan bermasalah kalau terjadi pembelian dengan partai besar, sedang sebagai penjual ia dituntut benar- benar mengetahui kondisi terakhir stoknya.
3. Tidak bisa memastikan barang sudah dikirim atau tidak oleh produsen. Saat terjadi delay atau konsumen tidak menerima barang, maka akan kesulitan melacak, karena pada dasarnya penjual sendiri tidak mengirimnya.
4. Dapat merusak reputasi. Bisa saja reputasi pengecer rusak akiba ulah produsen, semisal barang tidak dikirim. Tentunya pembeli tidak mau tahu, tetang kondisi produsen, karena dia memang hanya bertransaksi dengan pengecer/pemilik toko.
Jadi saran saya, untuk menjadi Dropshipper kita harus benar-benar mengenal Supplier barang-barang yang akan kita jual supaya kita tidak menanggung Resiko. Nah itulah sobat penjelasan singkat tentang Dropship Atau Dropshipping. Sumber
Keuntungan menjadi Dropshipper
1. Kita Tidak perlu modal besar untuk memulai usaha. Tinggal buat catalog dan dipasarkan, kemudian tunggu order datang, Tanpa perlu modal untuk Penyediaan barang.
2. Menghemat ONGKIR (ongkos kirim) Dengan Dropship, barang dapat langsung dikirim ke tempat konsumen dari produsen tanpa harus “mampir” ke pengecer terlebih dahulu. Dengan sisten “by pass”
3. Bebas resiko barang tidak laku. Kenapa?? Gimana mau ada resiko barang tidak laku, kalau barang yang dijual itu bukan miliknya.
4. Tidak perlu direpotkan dengan tempat penyimpanan barang, karena barang seluruhnya masih ada di produsen. Penyimpanan barang tentu untuk kapasitas kecil tidak jadimasalah namun untuk partai besar tentu harus ADA gudang khusus. Dan perlu alokasi dana.
► Resiko menjadi Dropshipper:
1. Dropshipper tidak bisa memastikan kualitas barang (meliputi fungsi, tanggal expired, garansi, cacad atau tidak, dimensi, dll). Gimana mau memastikan kualitas barang, kalau melihat barang yang akan dikirim saja tidak. Masalah lebih rumit, kalau si produsen ternyta tidak terperaya, atau mengelurkan stok lamanya dengan kulitas yang jelek. Tentu konsumen yang menjadi kornanya.
2. Dropshipper tidak bisa memastikan dengan jelas berapa stok barang yang tersedia. Hal ini akan bermasalah kalau terjadi pembelian dengan partai besar, sedang sebagai penjual ia dituntut benar- benar mengetahui kondisi terakhir stoknya.
3. Tidak bisa memastikan barang sudah dikirim atau tidak oleh produsen. Saat terjadi delay atau konsumen tidak menerima barang, maka akan kesulitan melacak, karena pada dasarnya penjual sendiri tidak mengirimnya.
4. Dapat merusak reputasi. Bisa saja reputasi pengecer rusak akiba ulah produsen, semisal barang tidak dikirim. Tentunya pembeli tidak mau tahu, tetang kondisi produsen, karena dia memang hanya bertransaksi dengan pengecer/pemilik toko.
Jadi saran saya, untuk menjadi Dropshipper kita harus benar-benar mengenal Supplier barang-barang yang akan kita jual supaya kita tidak menanggung Resiko. Nah itulah sobat penjelasan singkat tentang Dropship Atau Dropshipping. Sumber